Basketball 🏀

“Stop, istirahat dulu dong,” ucap Soeun terengah-engah. Ia memegang lututnya lalu kemudian duduk ditengah lapangan dengan kaki diluruskan.

“Elah, masa udah cape aja sih, katanya mau ikut turnamen,” ucap Sunghoon, namun tetap duduk disamping gadis itu, ikut mengatur napas.

Soeun dan Sunghoon adalah tetangga, ya pacar juga sih. Walau pacarannya diem-diem aja biar ga digangguin sama kakak-kakak di komplek perumahan mereka.

Soeun katanya akan mengikuti turnamen basket dua bulan kedepan, jadi dia akhir-akhir ini sering meminta Sunghoon untuk ikut latihan bersamanya sekalian untuk melatih skill. Karena Sunghoon merupakan kapten basket disekolahnya.

Mereka terdiam cukup lama, pengaruh lelah sih sepertinya. Mereka sudah bermain sejak beberapa jam lalu, air mineral yang tadi dibawa keduanya dari rumah saja sudah habis.

“Hoon, ciuman tuh, gimana sih?” Ucap Soeun tiba-tiba.

Sunghoon menoleh kearah Soeun, mengangkat sebelah alisnya aneh.

“Lo ngapain nanya gitu?” tanyanya heran.

“Ya penasaran aja, kemarin gue nonton drakor terus ada adegan ciumannya, gue jadi penasaran,” ucap Soeun santai.

“Aneh-aneh aja tontonan lu,” kata Sunghoon.

“Aneh darimana sih, orang semua temen kelas gue nonton drakor. Kemarin aja sempat nobar pas jamkos,” kata Soeun nyengir.

“Terserah lu deh, emang kenapa penasaran sama ciuman?” Tanya Sunghoon.

“Ya, penasaran aja. Emangnya Lo engga?” Tanya Soeun balik, Sunghoon hanya mengendikkan bahunya, tidak kelihatan tertarik dengan pembahasan gadis di sampingnya itu.

Mereka diam lama lagi setelahnya. Sampai Soeun tiba-tiba nyeletuk.

“Lo tau caranya ciuman Hoon?” tanya Soeun.

“Lo kenapa malah jadi nanya aneh-aneh sih?” tanya Sunghoon balik, mulai merasa risih dengan pertanyaan Soeun tentang ciuman itu.

“Ya jawab aja sih, Hoon. Kalau tau gimana, kalau gatau ya udah,” ucap Soeun lagi, belum bosan mendesak Sunghoon.

“Tau, ciuman tuh kaya gini,” ucap Sunghoon lalu mencontohkan dua bibir yang saling bertemu dengan kedua tangannya.

Niatnya sih supaya Soeun berhenti bertanya. Namun, perlakuan Soeun selanjutnya membuatnya membatu.

“Gini?” Kata Soeun setelah mengecup pelan bibir Sunghoon.

Sunghoon kaget, ia tak menduga hal tersebut sama sekali. Makanya yang ia lakukan sekarang adalah mengangkat alisnya sebelah seakan bertanya akan maksut perbuatan Soeun.

“Kan kata Lo tadi habis dijelasin langsung dipraktekin biar ga lupa,” kata Soeun nyengir. Sunghoon menghela napas, ia memang sempat bilang begitu tadi sewaktu mereka masih latihan basket.

“Jadi gimana?” tanya Soeun.

“Gimana apanya?” tanya Sunghoon balik.

“Ya itu, ciuman tuh gitu?” tanya gadis itu.

“Lo beneran pengen tau?” Soeun menanggapi pertanyaan itu dengan anggukan antusias.

“Salah, yang tadi tuh kecup doang. Kalau ciuman kaya gini,” ucap Sunghoon, setelahnya ia menghadap Soeun, menariknya mendekat, lalu mengambil dagu gadis itu dan mengecupnya lama.

Soeun cukup terkejut ketika ia merasakan bibir Sunghoon menyesap bibir bawah dan atasnya bergantian. Patah-patah mencoba membalas.

Ah, jadi begini rasanya. Soeun menutup kedua matanya, menikmati pergerakan bibir Sunghoon diatas bibirnya. Ternyata perasaan tubuh dipenuhi kupu-kupu itu benar adanya. Soeun merasakannya sekarang.

Setelah cukup lama, Sunghoon melepas pagutannya pada bibir Soeun. Menatap matanya dalam sebelum berucap, “Nah, ciuman tuh gitu. Gimana rasanya?” Tanyanya pelan.

“Lucu, agak asin. Karena keringat kali ya?” Jawab gadisnya dengan jahil.

Mereka berdua tertawa dengan keras setelahnya.

“Kalau mau manis pakai permen lah?” Ucap yang lebih tinggi.

“Emang nanti bakal ciuman lagi?” Tanya Soeun heran.

“Ya terserah,” ucap Sunghoon lalu menepuk-nepuk kepala Soeun.

“Ayo pulang, udah sore!” Ucapnya mengalihkan, berdiri lebih dulu lalu mengulurkan tangannya pada Soeun.

Soeun meraihnya, lalu tersenyum “Ayo!” katanya.

. . . . .

—fin