Cigarette

cw // cigarette, mention of smoking, kissing, r15

Jongseong mengeluarkan asap rokok dari mulutnya dengan frustasi. Ia sudah capek menjadi harapan semua orang. Ia sudah lelah ditekan sana-sini. Untuk hari ini, dia hanya ingin melampiaskannya dengan merokok.

“Wow, gue gatau Park Jongseong, ketua OSIS sekaligus murid teladan kesayangan para guru bisa ngerokok juga,”

Jongseong menoleh, mendapati Sunghoon, salah satu teman sekelasnya berdiri didepannya. Menghalangi sinar matahari yang tadi menyengatnya.

“Kalau Lo mau ngelaporin gue ke guru lapor aja,” kata pemuda itu pelan.

“Dih siapa bilang, orang gue mau minta rokok lu,” kata Sunghoon lalu duduk disamping cowok itu, mengambil rokoknya, lalu mulai menghisapnya dalam. Setelahnya ia menyandarkan dirinya di tembok dan ikut menghembuskan asap rokoknya.

“Lo ngerokok?” Tanya Jongseong, cukup kaget karena cowok dihadapannya ini walaupun tak terlihat seperti cowok alim dia sepertinya tidak juga se-nakal itu.

Sunghoon mengangguk pelan. Kembali menghisap rokok ditangannya.

“Sejak kapan?” Tanya cowok itu lagi, tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

“Kelas 10 kayanya,” ucap yang lebih muda. Jongseong mengangguk paham, berhenti bertanya. Lalu mengambil kembali rokoknya. Mulai menghisapnya dalam lagi.

Selama lima menit, yang mereka lakukan adalah menghabiskan satu batang rokok berdua, mengoper-oper linting ditangan. Mencoba saling memahami melalui sebatang rokok.

Tepat ketika Jongseong menghembuskan asap rokoknya yang terakhir, ia membuang sisa puntung rokok tersebut lalu menginjaknya.

Sunghoon hanya menoleh sebentar, lalu menghadap kedepan lagi. Mereka saling diam selama beberapa menit, hanya menikmati hembusan angin dibelakang sekolah itu.

“Btw Hoon, kita tadi tuker-tukeran rokok, kita secara ga langsung ciuman dong?” Kata Jongseong iseng.

Sunghoon menoleh pada pemuda disampingnya, “yaudah, sih, kenapa emang kalau kita indirect kiss?” tanyanya tak peduli.

“Daripada kita indirect kiss, kenapa ga kiss beneran aja?” Ucap yang lebih tua. Sunghoon terdiam.

“Wow, Jongseong kita kayanya baru ngobrol sekarang even kita udah sekelas setahun, dan Lo ngajak gue ciuman di konversasi pertama kita? Segampang itu?” Tanya Sunghoon terkekeh.

Jongseong mengendikkan bahunya, “kenapa engga?”

“Ga sih, penasaran aja reaksi guru-guru kalau mereka tau murid kesayangannya kayak gini,” ucap Sunghoon sambil menjalankan tangannya dari atas kepala Jongseong, lalu berhenti dipipinya.

“Emang Lo kayak gimana?” Ucap Jongseong lagi, memandang tepat kemata Sunghoon.

“Ya gini, gue kan orang paling ga keliatan di sekolah,” jawab Sunghoon.

“Ya terus kenapa? Apa salahnya kalau gue mau kita kissing Park Sunghoon?” Tanya Jongseong dengan suara rendah, memegang tangan Sunghoon yang sejak tadi bertengger di pipinya.

Setelah memandang Jongseong cukup lama, Sunghoon berucap, “tapi Lo ganteng, sih. Ayo ciuman Seong,” ucap Sunghoon tersenyum kecil.

“Wait.,” ucap Sunghoon lagi, memutus kontak mata mereka berdua. Ia kemudian merogoh kantung seragamnya, terlihat mencari sesuatu.

“Lo ngapain?” ujar Jongseong heran.

Soeun merogoh kantong celananya lalu mengeluarkan sebuah permen kiss warna merah.

“Biar lebih enak,”

Jongseong tersenyum senang.

Then, just like that, they share kisses for the first time. The sound of clicking tongues filled the quiet back of the school. They enjoyed the moment. Because, for the second time in the same day, they feel calm, also safe.

It was as if, when they shared cigarettes and kisses, the problems they faced were momentarily forgotten.

Jongseong melepas ciumannya, dengan dahi yang hampir menempel. Setelahnya, ia mengelap bibir Sunghoon dengan ibu jarinya.

Thank you,” katanya.

Sunghoon tersenyum, “you're welcomeAfter that Sunghoon moved her face slightly, continuing their kissing session.

. . . . . . . .

—fin